Selasa, 16 Mei 2017

Latar Belakang Peresmian Tugu/Paromasan Op. Marjobu Situngkir

Latar Belakang Sejarah
Situngkir Raja adalah putra kedua dari Raja Silahi Sabungan yang bermukim di Huta Silalahi Nabolak, Kecamatan Silahisabungan, Dairi. Menurut silsilah sejarahnya Situngkir Raja memiliki tiga putra yakni, Sibagasan, Sipakpahan dan Sipangkar. Keturunan Sibagasan kemudian merantau ke daerah Parbaba, di Samosir. Konon Op. Op. MARJOBU SITUNGKIR adalah keturunan Sibagasan yang sempat bermukim di Paropo kemudian merantau ke Parbaba dan membuka perkampungan Situngkir yang saat ini masuk dalam Wilayah Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

I.          PENDAHULUAN
Amanah orang tua, khusunya para leluhur, harus dilaksanakan semestinya berdasarkan prinsip keimanan yang amanah turun temurun dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umatNya untuk melaksanakan perintahNya sesuai dengan Titah yang ke-5 Hormatilah Orangtuamu, supaya lanjut umurmu di tanah yang di berikan TUHAN, Allahmu, kepadamu (Patik Palimahon mandok ingkon pasangaponmu do natorasmu asa leleng ho mangolu di tano na nilehon ni Debata tuho). Melaksanakan amanah tersebut merupakan tugas berat karena harus di dasari prinsip mamelehon diri dalam nama Tuhan agar dapat berjalan dengan baik dan mendapat berkat dan hikmat kepada semua . Salah satu keunikan budaya Bangso Batak  dibandingkan dengan etnis lain di Nusantara adalah “Membuat dan Mamestahon Tugu Parsadaan, Patung Parsadaan dan Tambak Parsadaan”, dan tradisi inilah yang akan dilaksanakan sebagai wujud adanya Persatuan Pomparan Op. MARJOBU SITUNGKIR dari Desa Situngkir,  Parbaba – Samosir.
Pembuatan Monumen/Patung merupakan suatu Motivasi dan Inspirasi dari leluhur yang bersifat jangka panjang karena dapat mempersatukan seluruh keturunan/Pomparan Op. MARJOBU SITUNGKIR diamanapun berada.
Keturuna/Pomparan Op. MARJOBU SITUNGKIR dalam kurun waktu ratusan tahun semenjak Paromasan Op. MARJOBU SITUNGKIR di bangun telah banyak mengalami perubahan misalnya Populasi, Ekonomi, Pendidikan, Sosial, Geography dan lain – lain, sudah saatnya membuat suatu acara Syukuran tentang perjalanan sejak ratusan tahun silam dan membuktukan sebagai fakta sejarah yang dapat di wariskan sepanjang masa.
Saat ini Pomparan Op. MARJOBU SITUNGKIR, perlu mengevaluasi tentang “bagaimana cara Para Orangtua kita membangun Monumen/Patung tersebut?” dengan dasar Keadaan Ekonomi dan Kekompakan ratusan tahun yang lalu? Prinsip orang Batak adalah “Anakkon i do Hamoraon di au, dan Sai anggiat ma palobihon anakna sian natorasna, apakah kita menyadari dan melaksanakannya?. Makanya, patut kita tiru mengucapkan Puji Syukur secara bersama di lokasi Paromasan Op. MARJOBU SITUNGKIR, agar PASU-PASU/BERKAT dari Tuhan Yang Maha esa semakin berlimpah bagi Pomparan Op. MARJOBU SITUNGKIR dimasa yang akan datang.
Selain acara Syukuran tersebut, juga menjadi momen pentin untuk melestarikan Seni Budaya (Culture-art) Batak sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan persatuan, kesejahteraan masyarakat, mencerdaskan kehidupan berbangsa dengan dilandasi kebersamaan kegotong – royongan, keserasian dan keadilan sesuai cita – cita dan tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kami Panitia dengan ini menghimbau “Mari kita sukseskan acara yang sangat bersejarah dan langka ini” dengan kekompakan, rasa saling memiliki dan berlandaskan sifat gotong royong sesuai Pepatah Orangtua kita “Tampakna do Tajomna, Rim ni Tahi do Gogona”. Keturunan/Pomparan Op. MARJOBU SITUNGKIR saat ini sudah dapat mengikuti perkembangan zaman dan sudah banyak yang merantau bahkan di luar Indonesia, apakah kita bisa saling mengenal dengan mereka, dan kapan waktunya kita bertemu?. Inilah saat yang kita tunggu-tunggu sama-sama mensukseskan acara syukuran bulan Desember tahun 2017 yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelantikan Panitia Peresmian Tugu/Paromasan Pomparan Op. Marjobu Situngkir Simalungun

Pengurus Pusat Peresmian Pomparan Op. Marjobu Situngkir dan Pengurus Kota Medan, Binjai dan Deli Serdang akan menghadiri kegiatan Pelantikan...